SKARIFIKASI BENIH BALSA


Oleh : Aruni Pralistyawati, S.Hut


     Pohon Balsa (Ochroma pyramidale) merupakan tanaman asli dari Amerika Selatan, dimana Ekuador merupakan negara penghasil kayu balsa terbesar di dunia. Pohon ini tersebar di berbagai negara seperti Amerika Latin, Papua Nugini, Thailand, Kepulauan Salomon, Malaysia, Filipina, Indonesia dan lainnya. Di Indonesia, kita dapat menemukan pohon ini di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara hingga Papua. Di daerah Jawa Timur kita dapat menemukan Balsa di Probolinggo, Blitar, dan Kediri.
     Pohon balsa merupakan salah satu pohon yang cepat tumbuh, yaitu 5 - 6 tahun, dengan diameter bisa mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 20 m. Balsa mempunyai berat dari 80 – 240 kg, sehingga menjadikan kayu ini sebagai kayu komersial yang paling ringan.


     Karakteristik Pohon Balsa :
 - Pohon balsa berwarna putih kecoklatan dengan corak polos.
 - Pohon ini memiliki lapisan kayu yang ringan dan lentur.
 - Kayu balsa masuk kedalam kelas kuat dan kelas awet V.
 - Mempunyai sifat yang alami dan ramah lingkungan.
 - Harganya relatif murah.

     Manfaat kayu balsa :
 - Bahan pembuatan Aeromodeling dimana jenis yang biasa digunakan yaitu jenis balsa light, yaitu kayu yang beratnya kurang dari 120 kg/m3.
 - Untuk keperluan komposit industri perkapalan, pesawat tempur.
 - Untuk pembuatan interior rumah.
 - Untuk pembuatan perabot rumah tangga.
 - Untuk pembuatan kerajinan tangan.

     Dengan karakteristik dan manfaat yang begitu menguntungkan mengakibatkan semakin banyak petani ataupun masyarakat yang ingin membudidayakan pohon balsa. Pembudidayaan pohon balsa sangat mudah di lakukan dengan skarifikasi benih balsa.
     Skarifikasi merupakan salah satu upaya pre-treatment atau perlakuan awal pada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat proses perkecambahan benih yang seragam. Skarifikasi (pelukaan kulit benih), yakni suatu cara untuk memberikan kondisi benih yang impermeabel (tidak tembus air) menjadi permeable (tembus air) melalui penusukan, pembakaran, pemecahan, pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan pisau, jarum, pemotong kuku, kertas, amplas, dan alat lainnya (Schmidt, 2000). Kulit benih yang permeabel memungkinkan air dan gas dapat masuk ke dalam benih sehingga proses imbibisi dapat terjadi.

     Benih yang dilakukan skarifikasi akan menghasilkan proses imbibisi yang semakin baik. Air dan gas akan lebih cepat masuk ke dalam benih karena kulit benih yang permeabel. Air yang masuk ke dalam benih menyebabkan proses metabolisme dalam benih berjalan lebih cepat yang akibatnya perkecambahan yang dihasilkan akan semakin baik (Juhada, 2013).
     Skarifikasi / perlakuan pada benih balsa diawali dengan perendaman benih pada air panas sampai merata lalu diangkat. Setelah diangkat dari air panas lalu diganti dengan air biasa/dingin selama 5 jam. Kemudian benih balsa ditiriskan dan ditempatkan pada ruangan yang teduh dengan wadah yang bisa membuat air terserap (saringan) selama 12 jam.
     Tambahkan bawang merah (untuk merangsang pertumbuhan akar) dan bawang putih (untuk anti jamur alami). Bawang merah dan bawang putih di blender halus dan masukan ke dalam rendaman biji balsa tersebut.
     Ada 3 (tahap) tahap dalam proses penyemaian benih Balsa yaitu :
     Tahap ke 1 :
 • Siapkan polybag (rekomendasi ukuran 10 x 13 cm) atau bedeng tabur ukuran 1 x 2 m yang sudah diisi oleh media tanam
 • Jika benihnya banyak, kita bisa membuat bedeng semai lagi, jangan menyambung karena jika bedeng terlalu panjang akan menyulitkan saat perawatan.
 • Media tanam terdiri dari campuran tanah, kompos, dan NPK secukupnya..
     Tahap ke 2 :
 • Siapkan media semai yang akan digunakan untuk menyemai setelah proses perendaman
 • Setelah 24 jam proses perendaman, selanjutnya dilakukan proses semai, pada media semai yang sudah kita siapkan sebelumnya
 • Benih balsa yg sudah siap tanam langsung ditabur pada bedeng tabur atau langsung pada polybag
 • Biji balsa akan bertunas kurang lebih dalam waktu 3 s.d 7 hari setelah perendaman
     Tahap ke 3 :
 • Saat menabur biji balsa, usahakan tidak menumpuk bijinya. Merata dan tidak menggumpal di media semai
 • Hal ini bertujuan untuk mengurangi jamur, karena biji sensitife jamur
 • Siramkan air sisa perendaman yang mengandung bawang merah dan bawang putih di media semai secukupnya
 • Tutup dengan tanah gembur / pasir tipis tipis
 • Bedeng persemaian ini harus diberi atap agar tidak terkena sinar matahari langsung. Selain itu untuk menghindari serangan hama; hewan dan rayap, kita bisa mencampurkan Furadan ke dalam media semai dan media tanam bibit polibag. Sedangkan gangguan penyakit; jamur bisa diatasi dengan fungisida
 • Jaga kelembaban tanah / media jangan sampai kering
 • Tunggu sampai beberapa hari sampai berkecambah dan berubah menjadi tanaman muda
 • Jika tanaman muda telah berdaun 2-4 helai, maka siap dipindah di polybag pembibitan
 • Sebelum memindah bibit, pastikan media dalam polybag tanahnya sudah basah. Jika kering, siram dahulu dengan gembor yang butiran airnya halus
 • Bibit Balsa bisa dipindah dengan cara dicongkel hati - hati, lalu permukaan atas polybag ditusuk kayu kecil sehingga terbentuk lubang. Bibit dimasukkan ke dalam lubang lalu dirapatkan lubangnya dengan tanah disekitarnya
     Mudah bukan ? Demikian artikel ini penulis sampaikan. Selamat mencoba

     DAFTAR PUSTAKA
 Charomaini, M. dan N. K. W. 2005. Skarifikasi Benih dan Penggunaan Atonik dalam Peningkatan
     Pertumbuhan Semai Balsa. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol. 2 (2) : 80 – 87.
 Jihan. 2020. “Kayu Balsa : Pengertian, Karakteristik, Jenis, Kegunaan & Harga”,
     https://www.epropertyrack.com/kayu-balsa/ . diakses pada 20 Mei 2022 pukul 19.10.
 Khairi, Y. A. 2020. “Kayu Balsa, si Ringan Pembuat Rangka Pesawat”,
     https://www.greeners.co/flora-fauna/kayu-balsa/ . diakses pada 20 Mei 2022 pukul 19.25.