TEKNIK SKARIFIKASI BENIH MAHONI
Disusun oleh :
Iki Amumpuni, S.Hut
(Penyuluh Kehutanan Ahli Muda)
PENDAHULUAN
Mahoni (Swietenia spp), berasal dari Amerika tengah dan Selatan. Pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1872, dan mulai dikembangkan dalam skala luas di Jawa pada tahun 1897. Pohon ini termasuk keluarga Meliaceae dan di Indonesia terdapat dua jenis yaitu Swietenia macrophyllia King (Mahoni daun besar) dan Swietenia mahagoni Jaq (Mahoni daun kecil). Mahoni daun lebar memiliki pertumbuhan relatif lebih cepat dibandingkan mahoni daun kecil.
SKARIFIKASI BENIH
Skarifikasi adalah perusakan kulit biji dengan tujuan untuk melunakkan kulit benih yang keras, sehingga menjadi permeabel terhadap air dan gas (Sutopo, 2002). Menurut Schmidt, skarifikasi (pelukaan kulit benih) adalah cara untuk memberikan kondisi benih yang impermeabel menjadi permeabel melalui penusukan, pembakaran, pemecahan, pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan pisau, jarum, pemotong kuku, kertas, amplas, dan alat lainnya (Schmidt, 2000).
TEKNIK SKARIFIKASI BENIH MAHONI
Kebanyakan jenis tanaman kehutanan seperti mahoni mengalami kondisi dormansi. Untuk jenis tanaman ini, perlu diberikan perlakuan-perlakuan khusus untuk memastikan benih tidak mengalami dormansi. Pada dasarnya dormansi bisa dipecah jika benih mencapai tingkat kadar air tertentu. Selain itu, waktu pecahnya dormansi akan berbeda tiap jenis tergantung pada tipe kulit benih. Oleh karenanya untuk mempercepat proses pemecahan dormansi dapat dilakukan beberapa cara sebagai sebagai berikut :
A. Direndam dalam air dingin. Merendam benih dalam air dingin dilakukan guna memecah dormansi untuk tipe
benih berkulit tipis. Perendaman biasanya dilakukan selama 1 hari, walau ada juga yang membutuhkan waktu
sampai 2 hari.
B. Direndam dalam air panas. Teknik ini digunakan untuk memecah dormansi pada benih berkulit keras, tebal, dan
berlilin.
Caranya :
1. Dipanaskan lalu dipindahkan ke dalam wadah.
2. Benih direndam dalam air panas dan di aduk - aduk selama 2–5 menit.
3. Selanjutnya benih direndam di dalam air dingin selama 1 hari.
C. Mekanis dengan cara merusak kulit benih (skarifikasi). Perlakuan ini umumnya dilakukan untuk memecah
dormansi pada tipe benih yang berkulit keras.
Skariskasi adalah perusakan benih yang dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Membuat lubang kecil pada kulit biji dengan menggunakan pisau atau
gunting.
2. Mengikir atau menggosok dengan amplas guna menipiskan benih.
Kedua cara tersebut dilakukan untuk mempercepat terjadinya proses penyerapan air. Setelah diskarisfikasi,
biasanya benih direndam dalam air dingin selama 1 hari.
D. Dibakar atau dipanaskan. Perlakuan ini dipakai untuk memecah dormansi pada tipe benih yang berkulit tebal.
Caranya, benih yang akan dipanaskan dihamparkan di lantai dan dilapisi dengan rumput kering atau jerami
setebal 2 cm, kemudian dibakar. Cara lainnya adalah benih dipanaskan pada kuali yang diletakkan di atas api
selama 2–3 menit.
Setelah benih Mahoni dilakukan skarifikasi maka benih siap untuk disemaikan. Benih yang telah siap bisa di semaikan di bedeng tabur maupun di dalam polybag.
Daftar Pustaka :
https://media.neliti.com
https://lindungihutan.com