TEKNIK BUDIDAYA BAMBU CENDANI
Disusun oleh :
Iki Amumpuni, S.Hut
(Penyuluh Kehutanan Ahli Muda)
PENDAHULUAN
Bagi masyarakat Indonesia, bambu bukanlah tanaman asing. Tumbuhan yang banyak ditemukan di daerah tropis seperti Asia, Amerika, Afrika dan Australia ini memiliki banyak manfaat dan sangat akrab dengan lingkungan pedesaan. Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang terdapat rongga dan ruas pada batangnya. Secara ilmiah tanaman ini memiliki banyak jenis yang tersebar hampir di seluruh dunia.
Bambu cendani memliki bahasa latin Bambusa glaucescens merupakan jenis bambu yang hanya bisa tumbuh bagus di ketinggian tempat antara 1.336 - 2.500 mdpl. Mempunyai diameter 0.5-5 cm, tergantung kondisi geografis dan perawatannya. Bambu Cendani adalah bambu kecil yang sangat kuat, tahan akan panas dan hujan. Tanaman ini sekali hidup tidak akan mudah mati, akar-akarnya sangat kuat. Bambu Cendani bisa mencegah terjadinya longsor karena memiliki akar yang sangat kuat. Seiring dengan berkembangnya zaman bambu cendani mulai di gunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari konstruksi, kerajinan, vas bunga, rak sepatu, tongkat pramuka dan juga bisa digunakan sebagai joran pancing.
Langkah-langkah yang harus di lakukan dalam budidaya tanaman bambu cendani sebagai berikut :
• Persiapan lahan
• Pembuatan lubang tanam
• Pemupukan dasar
• Persiapan bibit
• Penanaman
• Pemeliharaan
• Pemupukan
• Penebangan/pemanenan
PERSIAPAN LAHAN
• Sebelum ditanam dilakukan pembersihan lapangan dahulu, lokasi penanaman dibersihkan dari gulma atau
tanaman pengganggu lainnya untuk memudahkan pengolahan tanah.
PEMBUATAN LUBANG TANAM
• Lubang tanam ukuran 40 cm x 40 cm dengan kedalaman 60 cm.
PEMUPUKAN DASAR
• Pemupukan dilakukan hingga setinggi 30 cm.
• Susunan : 30 cm pupuk kompos (di atasnya diberi TSP), 20 cm untuk perakaran, 5 cm tanah, 5 cm sisa lubang.
• Fungsi pupuk kompos : meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan penyerapan air tanah.
• Fungsi pupuk TSP : memacu perkembangan akar, menguatkan batang sehingga meningkatkan daya tahan
terhadap serangan hama dan penyakit & memacu pembentukan bunga dan pemasakan biji.
PERSIAPAN BIBIT
• Bibit bambu dapat diperoleh atau dipersiapkan dari stek batang atau stek akar.
PENANAMAN
• Waktu penanaman pada awal musim hujan sehingga tanaman akan memperoleh air yang cukup dan perakaran
menjadi siap.
• Bambu ditanam dengan ditutup tanah yang dipadatkan pada pangkal tanaman/permukaan tanah.
PEMELIHARAAN
• Penyiangan : merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman dan sekaligus
menggemburkan tanah
• Penjarangan : mencabut atau menghilangkan tunas bambu yang sudah tidak produktif.
PEMUPUKAN DENGAN NPK/UREA
• Pemupukan dilakukan minimal 2 tahun sekali (pada awal musim hujan dan pada awal musim kemarau)
• NPK : berfungsi sebagai penggembur tanah
• Urea : berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman
PENEBANGAN/PEMANENAN
• Penebangan dilakukan 2x dalam setahun.
• Penebangan pertama pada kelas bambu B dan C (diameter 1-2,5 cm) dengan jarak waktu penebangan per 6
bulan.
• Penebangan kedua pada kelas Super dan A (diameter 3-6 cm) dengan jarak waktu penebangan per 1 tahun sekali
atau menunggu tunas tumbuh kembali.
• Penebangan dilaksanakan sesuai keterangan di atas secara berkelanjutan.
Daftar Pustaka :
https://wonosobocendani.wordpress.com
Romadhon, Budidaya Bambu Cendani, Wonosobo